Persamaan NU dan Muhammadiyah

NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi masyarakat yang mempunyai massa terbesar di Indonesia. Kedua organisasi itu berdiri pada masa penjajahan Belanda. NU berdiri pada tahun 1926 dan Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912. Dari mulai berdirinya, kedua organisasi itu telah banyak berjasa bagi kemajuan dan perkembangan dakwah Islam di Indonesia. Namun, ada perbedaan mendasar yang menjadikan kedua organisasi itu berbeda dalam cara berdakwahnya. Sehingga, terkadang terjadi riak-riak di masyarakat lapisan bawah dari pengikut dua organisasi itu.



Di samping itu, sedikitnya pemahaman pengikut di lapisan bawah dua organisasi tersebut menjadi salah satu sebab terpecahnya persaudaraan antar dua organisasi itu. Padahal, ada banyak kesamaan yang ada pada NU dan Muhammadiyah. Di antara kesamaan NU dan Muhammadiyah adalah sebagai berikut :

1.) Pendiri NU dan Muhammadiyah pernah tinggal bersama dalam satu kamar sewaktu mondok di pesantren asuhan KH. Shalih Darat Semarang.

2.) Pendiri NU dan Muhammadiyah sama-sama pernah menjadi santri Syech Khalil Bangkalan, Madura.

3.) Pendiri NU dan Muhammadiyah sama-sama pernah mengaji puluhan tahun di Kota Suci Mekkah dan mempunyai guru yang sama.
   
4.) Model organisasi yang diterapkan pada awal pendiriannya sama-sama tradisional (NU = Salaf Tradisional dan Muhammadiyah = Khalaf Tradisional)

5.) Sama-sama pernah berjuang dalam masa penjajahan guna merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

6.) Pada awal pendiriannya sama-sama pernah memakai pedoman ibadah (fiqih) dari salah satu madzhab empat (Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali)

7.) Sama-sama memperjuangkan Islam ala Indonesia

8.) Sama-sama menghormati keragaman budaya di Indonesia (Pendiri NU dan Muhammadiyah biasa memakai busana adat Jawa)

9.) Pendiri NU dan Muhammadiyah sama-sama keturunan Sunan Giri (Walisongo).

Dari kesamaan-kesamaan di atas, hendaknya massa NU dan Muhammadiyah di lapisan bawah bisa saling menghargai setiap perbedaan di antara keduanya. Sehingga akan terjalin keharmonisan dan kerukunan di antara umat. Selagi tidak ada yang menghujat, meremehkan dan menuduh cara ibadah masing-masing dua organisasi itu sebagai bid’ah, tentu semuanya akan bisa menghormati satu sama lainnya. Namun, jika salah satu massa organisasi itu menuduh dan menghujat amaliyah organisasi lainnya. Maka, akan sulit terjadi kerukunan dan keharmonisan dari dua organisasi terbesar di Indonesia ini.

Sebagai orang Indonesia pastinya kita akan merasa bangga dan senang jika umat Islamnya rukun dan harmonis. Lebih-lebih, jika kita bisa menerapkan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Pendiri bangsa telah menjelaskan bahwa bangsa Indonesia mempunyai slogan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-beda Tapi Tetap Satu Jiwa”. Walaupun bangsa Indonesia mempunyai beragam budaya, suku, bahasa dan agama tapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

Wallahu A’lam

sumber :http://talimulquranalasror.blogspot.com/2015/06/kesamaan-nu-dan-muhammadiyah.html

No comments:

Powered by Blogger.