Film Stealth Sinopsis dan Trailer Lengkap dengan Link Download

hai kawan semua apa kabar nih? semoga baik yah. untuk kesempatan share yang kali ini admin akan berbagi sebuah film yang heroik temanya. army banget dah pokoknya. yup langsung saja kita simak sinopsis nya


Download [ Link 1 ] [ Link 2 ]


Film "Stealth" Kisah Heroik Pesawat Siluman
Kecanggihan teknologi, di satu sisi bisa membantu manusia dalam melakukan apa saja. Namun di sisi lain, jika terlalu canggih, bukan tidak mungkin teknologi malah mengancam dan bisa menghancurkan manusia, terlebih kalau tidak sanggup mengendalikannya.
----------

HAL itulah yang dialami angkatan laut Amerika Serikat atau US Navy. Kecanggihan teknologi membuat mereka mampu menciptakan satu pesawat jet tempur "siluman" tanpa awak. Siapa sangka, saking canggihnya, justru pesawat ini bisa membahayakan bukan hanya Amerika, namun juga negara lain, bahkan bisa mengancam munculnya perang antarnegara.
"Stealth" memang berkisah soal kecanggihan jet tempur milik US Navy, semangat dan kegigihan pilot dari divisi elit mereka, bagaimana mereka melakukan misi rahasia sungguhan atau simulasi, hingga serunya pertempuran di udara. Dari satu sudut pandang, memang kemudian terasa film ini -- seperti kebanyakan film Hollywood -- menunjukkan sikap superior Amerika sebagai negara adidaya, yang bisa melakukan apa saja untuk mempertahankan diri dari segala ancaman (terutama teroris). Terlepas dari itu, film ini juga seakan ingin menegaskan bahwa secanggih-canggihnya teknologi, tetap manusia juga pengendalinya.
Ada tiga tokoh hero di film ini, Ben Gannon, Henry Purcell, dan satu-satunya wanita di sepanjang film, Kara Wade. Ketiganya pilot tempur andal dari divisi elit US Navy, dengan Gannon sebagai kapten skwadron. Ketiganya sudah akrab dengan jet tempur siluman tercanggih yang diberi nama Talon. Sampai satu saat mereka "harus menerima" kehadiran anggota skwadron baru, satu pesawat tempur tanpa awak yang disebut extreme deep invader (EDI). Dikomando dari ruang kontrol, jet yang berbasis unmanned combat aerial vehicle (UCAV) ini tak hanya bisa melakukan misi yang sudah diprogram, namun juga seperti bisa berpikir dan mengambil tindakan sendiri.
Sedari awal, Ben Gannon sudah kurang sreg jika harus satu tim dengan pesawat tak berawak. Apalagi dalam satu uji coba, EDI melakukan beberapa manuver di luar komando Gannon sebagai kapten. Kekhawatiran Gannon kian terbukti, ketika EDI yang sempat mengalami kerusakan setelah tersambar petir diterjunkan dalam satu misi baru, memusnahkan hulu ledak nuklir di daerah pegunungan dekat perbatasan Afghanistan.
Setelah melihat kondisi dan mempertimbangkan dampak terburuk, Gannon meminta misi dibatalkan, karena bisa menimbulkan banyak korban jiwa yang tak bersalah. Selain itu debu nuklir yang ditimbulkan bisa meliputi sebagian negara dan meracuni ratusan ribu penduduk. Di luar dugaan, EDI "membangkang" dan nekad melakukan misi sendiri. Bahkan usai membuat geger, EDI seakan menghilang entah ke mana.
Oleh Kapten George Cumming, Gannon dan timnya ditugaskan membawa pulang EDI. Ini tak mudah bagi Gannon, karena EDI kelewat canggih untuk diperdaya. Ketika akhirnya Gannon meminta izin memusnahkan EDI yang sudah tak bisa diajak kompromi, justru Henry yang memburu dan siap meledakkan pesawat itu.
Tak cukup sampai di sana, pesawat Kara juga mengalami kecelakaan hingga ia terdampar di pegunungan di perbatasan Korea Utara. Sendirian di udara, Gannon juga harus berusaha menghentikan EDI yang terus memburu sasaran baru, termasuk meledakkan satu daerah di pedalaman Cina dan Rusia, padahal itu hanya simulasi. Tentu saja, tindakan ini bisa mengancam perang baru. Jika di udara Ben Gannon harus berusaha menghentikan EDI, dan sisi lain ia memikirkan nasib Kara yang diam-diam dicintainya.
Kapten Cumming yang paling bertanggungjawab atas membangkangnya EDI dan segala petaka yang ditimbulkannya, tak ingin segala rahasianya terbongkar. Ia pun berusaha mengontak sang arsitek EDI untuk menghapus segala data pada EDI dan menjadikannya jet tempur yang hanya paham satu kata, "ya, pak". Selain itu, ia pun berniat melenyapkan Ben Gannon yang dianggap terlalu banyak tahu tentang "penyimpangan" terkait pengoperasian EDI.

Digarap Apik
Bagi penggemar film petualangan, terutama yang berhubungan dengan pertempuran di udara, "Stealth" rasanya sayang untuk dilewatkan. Bukan hanya soal pesona pesawat jet tempur yang dipamerkan dalam film ini, adegan pertarungan di udara dan baku ledak yang muncul juga digarap dengan apik dengan bantuan teknologi komputer yang mampu menghasilkan gambar menakjubkan.
Nama-nama pemeran utamanya yakni Josh Lucas (sebagai Ben Gannon), Jessica Biehl (sebagai Kara Wade) dan Jamie Fox (sebagai Henry Purcell) mungkin tidak begitu menyita perhatian, karena memang kurang begitu populer bagi penonton film di sini. Namun menyebut nama sang sutradara, Rob Cohen, setidaknya penggemar film punya dua referensi kuat untuk menjadikan "Stealth" sebagai karya yang pantas disimak, yakni dua karya Rob sebelumnya "Fast and Furious" dan "XXX". Dengan corak yang berbeda, keduanya tercatat sebagai film sukses dan banyak digemari.
Apakah kemudian film ini akhirnya hanya terfokus pada kisah heroik pesawat tempur siluman tak berawak, EDI saja? Rob juga tak melupakan unsur drama, walau hanya sekadar tempelan. Misalnya saja bagaimana diam-diam Ben Gannon menyimpan rasa suka pada Kara Wade, namun seperti tak punya keberanian mengungkapkannya. Apalagi Kara juga seakan "cuek" dan sangat asyik dengan tugasnya.
Terlepas dari solidaritas akan rekan satu tim, rasa cinta yang sedemikian besar pula membuat Gannon akhirnya nekat menerbangkan EDI -- yang sudah "pulih" di akhir kisah. Ia menerobos ke wilayah perbatasan Korea hanya untuk "menjemput" Kara yang terdampar dan diuber-uber tentara. Akhir yang dramatis pula, karena bukan hanya manusia saja yang bisa berkorban, sebagai pesawat canggih yang punya "perasaan", EDI juga akhirnya melakukan satu pengorbanan besar.

No comments:

Powered by Blogger.