Faktor Kebijakan Jokowi Bikin Impor Turun US$ 35,43 Miliar, Ekspor Naik US$ 150,25 Miliar, Bangga!

Nilai impor Indonesia selama Januari-Desember 2015 sebesar US$ 142,74 miliar. Nilai impor ini mengalami penurunan sebesar 19,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2014.


"Kumulatif nilai impor Indonesia Januari-Desember 2015 sebesar US$ 142,73 miliar atau turun US$ 35,43 miliar (19,89%) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," papar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Suryamin menjelaskan, penurunan terjadi baik pada impor migas maupun non migas. Impor migas menurun sampai US$ 18,84 miliar atau 43%, sedangkan impor non migas anjlok US$ 16,59 miliar atau 12,32%. 


"Penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah US$ 5 miliar (38,32%), hasil minyak US$ 12,82 miliar (46,87%), dan gas US$ 1,01 miliar (33,45%)," ujarnya.

Selama 13 bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Desember 2014 dengan nilai mencapai US$ 3,38 miliar dan terendah terjadi di November 2015, yaitu US$ 1,64 miliar. Sementara nilai impor non migas tertinggi tercatat di Desember 2014, yaitu US$ 11,04 miliar, dan terendah di Juli 2015 dengan nilai US$ 7,78 miliar.

‎Impor barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama 2015 turun masing-masing sebesar 14,16%, 21,35%, dan 15,56%.

Tiga negara asal barang impor non migas terbesar pada 2015 adalah China dengan nilai US$ 29,22 miliar (24,73%)‎, Jepang US$ 13,23 miliar (11,2%), dan Singapura US$ 8,97 miliar (7,6%).

Adapun total nilai ekspor Indonesia pada Januari-Desember 2015 mencapai US$ 150,25 miliar sehingga neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif pada Januari-Desember 2015 mengalami surplus hingga US$ 7,52 miliar.

No comments:

Powered by Blogger.