Gagal dalam satu hal, bukan akhir dari segalanya tapi sebuah awal

Gagal dalam satu hal merupakan bukan akhir dari segalanya, walaupun rasa yang di rasakan seperti sebuah akhir dari sebuah pencapaian yang gagal kita raih, seperti yang saya rasakan baru-baru ini yaitu tentang saya tidak berhasil menyelesaikan persoalan coding pemrograman database dalam sebuah Final Exam, sedih rasanya saya tidak bisa menyelesaikan ujian dalam waktu yang sudah di tentukan.

rasanya seperti semua yang sudah saya pelajari telah sia-sia, satu hari full pada saat itu saya terpaku meratapi kesedihan itu. namun kemudian ketika saya tidak sengaja menemukan link dari cache bekas browsing orang lain di laboratorium kampus yang link itu tertuju ke situs berita kompas.com kemudian saya dan saya baca yang berjudul "Mahasiswa Abadi", entah kenapa setelah membaca artikel itu semangat belajar saya kembali lagi. Subhanallah !!!

dalam artikel itu di jelaskan tentang jenis-jenis mahasiswa, ada banyak jenisnya dan yang menarik dari artikel berita itu adalah tentang mahasiswa yang hanya pandai dalam mata kuliah saja, artinya mereka terpaku dengan materi yang di berikan dosen, yang artinya di jelaskan dalam artikel itu adalah mereka masih belajar dengan cara "Children" walaupun nilai mereka tinggi tapi berdasarkan pendapat dari seorang Doctor yang saya lupa namanya, kata dia mahasiswa yang seperti ini tidak akan sukses di bidang kuliahnya karena cara belajar mereka yang masih kekanakan yaitu dengan menghafal dan terpaku dengan materi dari dosen.

kira-kira seperti inilah muka saya ketika mengerjakan ujian pemrograman tapi waktu hampir habis
lalu seperti apa mahasiswa yang akan sukses di persaingan dunia yang semakin ketat ini? kata dia adalah mereka yang mampu mengembangkan ilmu yang di dapat dari berbagai sumber dan tidak terpaku dengan materi dari dosen saja.

setelah saya membaca artikel tersebut Alhamdulillah semangat saya telah kembali lagi untuk menatap masa depan dengan cerah. walaupun di fikiran ini masih teringat betapa sedihnya ujian kemarin, padahal kalo di pikir lagi saya bisa mengerjakanya dengan 100% benar, tapi kesalahan saya yang membuat fatal adalah saya terlalu terpaku dengan soal yang memang saya masih bingung dan ragu, sedangkan soal yang pasti saya bisa tidak saya hiraukan, hal ini karena soal yang membingungkan ini mempunyai skor yang paling tinggi, dan karena dosen yang terus mempengaruhi saya untuk mengerjakan soal yang membingungkan itu, sehingga saya kehabisan waktu ketika saya mengerjakan soal yang mudah.

Berkah yang saya ambil dari peristiwa ini adalah, pertama jangan terpaku pada soal yang memang saya belum tentu bisa mengerjakanya dengan benar, kedua jangan terpengaruh dengan omongan orang lain, walaupun itu adalah dosen. karena masa depan itu tergantung pada diri kita sendiri, bagaimana cara kita menata masa muda supaya masa depan bisa sukses.

No comments:

Powered by Blogger.