Banser Tiang Toleransi Penjaga NKRI

Nabi Muhammad Saw telah memperintahkan kaum adam untuk memuliakan kaum hawa
Indonesia merupakan negeri yang penuh dengan keberagaman, bahkan bila di ibaratkan warna, dari semua warna sampai warna yang belum ditemukan itu ada di Indonesia, artinya adalah semua ada di Indonesia. Perbedaan yang terjadi bukanlah menjadi halangan bagi bangsa ini untuk tetap bersatu dan terus bersatu sampai kapanpun.

Sikap persatuan yang ditunjukan oleh bangsa Indonesia ini tidaklah datang secara tiba-tiba, melainkan di bangun oleh para leluhur pendiri bangsa, semua dikonsep dan di praktikan secara turun temurun. semua itu dimulai ketika para pemuda dari seluruh nusantara mengucapkan sumpah untuk menjaga negeri ini atas nama Pancasila.

Ternyata perjuangan para leluhur bangsa dahulu tidaklah sia-sia, sikap persatuan dan kesatuan dapat kita rasakan sampai sekarang, Rasa persatuan itu dapat kita lihat dari sikap toleransi yang selalu di galakan oleh para pemuka, baik pemuka suku, maupun pemuka agama. mengingat negeri kita terdiri dari berbagai macam suku dan agama.

Bersatu dan bekerja bersama untuk Indonesia yang aman
Dan jika berbicara tentang sikap toleransi, maka yang terlintas di benak kita adalah Banser NU, siapa sih yang tidak mengenal organisasi besar ini. dari saudara seiman sampai saudara dalam kemanusiaan semua tahu. Banser (Barisan Ansor Serbaguna) merupakan badan otonom NU dari GP Ansor. Bertugas dalam pengamanan, menjalankan misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia.

Sikap dan tugas Banser adalah wujud dari sumpahnya para pemuda pada 28 Oktober 1928, yang pada saat itu mereka berjanji untuk bersatu yang dilatarbelakangi dengan perbedaan. mereka menyatakan satu, satu tanah air Indonesia. mereka merasa dipersatukan dengan bahasa persatuan bahasa Indonesia. itulah sumpah yang sekarang terwujud sebagai sosok Banser.

Sebagai organisasi kepemudaan, banser sering tampil sebagai sosok yang merangkul disaat yang lain memukul, ini semua dilakukan demi menjaga terwujudnya perdaiaman yang sudah ada. wujud bakti kepada negeri, banser wujudkan dengan berbagai kegiatan seperti dibawah ini.

Menjaga Tempat Ibadah Agama Lain.

Di mesir ketika umat kristen sedang melakukan ibadah ( misa ) disaat itu juga umat muslim melindungi nya dengan membuat pagar hidup mengitari gereja, sebaliknya ketika umat islam sedang sholat jumat, umat kristen membuat pagar hidup mengitari masjid. Hal seperti ini sudah biasa terjadi di Indonesia, terutama dikalangan Nahdlatul Ulama pada organisasi kepemudaan otonomnya GP Ansor.

GP Ansor melalui Banser nya selalu menjaga tempat ibadah saudara sebangsanya seperti Gereja ketika Natal dan Klenteng ketika nyepi dll. hal ini dilakukan bukan hanya sekedar menjaga tempatnya saja, tapi lebih kepada menjaga kebhinekaan demi terus tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dia yang bukan saudara dalam seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan
Karena sila ketiga dalam Pancasila ( Persatuan Indonesia ) kita sudah ada yang akan menjatuhkanya, dengan cara menciderai toleransi, seperti yang dilansir oleh laman Independen.id yang didalamnya menceritakan bahwa ada sebuah taman kanak-kanak yang menggunakan buku bertajuk "Anak Islam Suka Membaca" mulai dari jilid 1 sampai 5 yang diterbitkan oleh Pustaka Amanah dengan penulisnya Nurani Mustain, seorang lulusan Sarjana Psikologi.

Untungnya ada Banser yang sigap dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu dengan melaporkan temuan ini ke pemerintah dan polisi. Sebab di dalamnya bermuatan kata-kata yang berhubungan dengan tindakan menyerang dan perang yang berlandaskan agama. Seperti "ha-ti ha-ti zo-na ba-ha-ya", "sa-hid di me-dan ji-had", “ban-tai”, dan lain sebagainya, bahaya sekalikan? setingkat TK sudah ada buku bermuatan sadis seperti itu.

Meskipun banyak yang mengkritisi atas kegiatan seperti ini, Banser tetap berdiri kokoh untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, tidak peduli suara-suara yang terdengar menyakitkan, Banser selalu menjawab bahwa mereka bukan menjaga gereja/klenteng saja karena TNI/POLRI lebih handal, tapi Banser menjaga Toleransi dan NKRI.

Bakti Sosial Peduli Terhadap Sesama.

Bakti kepada negeri yang dilakukan Banser tidak hanya pada sisi keagamaan saja, tapi juga pada sisi kemanusiaan, seperti membantu korban bencana alam, yaitu misalnya ketika warga bali dilanda bencana meletusnya gunung agung, banser dengan sigapnya segera mengirim pasukan beserta bantuan sandang dan pangan.

Bencana Puting Beliung Pati : Aktif di masyarakat untuk menolong saudara
Tidak peduli apa agama yang dianut oleh warga bali, selalu ada sisi yang baik, seperti kalimat yang sering di gaungkan, "Jika dia bukan saudara seiman, maka dia adalah saudara dala kemanusiaan". artinya adalah jika menolong tidak perlu dipentingkan apa agama yang dianut, apa warna kulit, atau apa ras nya, karena tak seorang pun dapat memilih apakah ia terlahir dengan kulit kuning atau coklat, rambut lurus atau keriting. mereka tidak akan bertanya apa agamamu, tapi mereka akan mengenang perjuanganmu.

hal seperti ini perlu dicontoh oleh para organisasi pemuda yang lain, untuk bisa bertindak lebih dari hanya sekedar demo dan mencari donasi dan hanya memberikan bantuan kepada saudara seiman saja. kita adalah orang Indonesia, saudara kita adalah semua warga Indonesia tanpa memandang suku, ras, dan agama. karena kita semua bersaudara.

 Cinta Alam Peduli Terhadap Lingkungan.

Sebagai manusia kita harus bermanfaat bagi seluruh alam
Banser sadar bahwa menjaga negeri tidak hanya dengan bakti sosial, karena tanah yang suburpun harus dijaga kesuburanya, oleh karena itu banser secara rutin untuk mengkapanyekan kegiatan sadar lingkungan dengan melakukan reboisasi hutan, yaitu menanam kembali hutan yang gundul. ini juga perlu diikuti organisasi masyarakat yang lain, karena lingkungan ini baik buruknya akan langsung berdampak pada kita sendiri.

Menghilangkan Diskriminasi Terhadap Perempuan.

Dalam agama islam, Nabi Muhammad Saw telah memperintahkan kaum adam untuk memuliakan kaum hawa, makna yang terkandung dalam perintah Nabi Muhammad ini juga sekaligus untuk menghapuskan diskriminasi terhadap wanita yang memang di zaman jahiliyah sudah terjadi. Hal seperti ini yang diamalkan oleh Banser NU.

Didalam Banser NU tidak ada yang namanya diskriminasi terhadap wanita, terbukti dengan adanya Fatayat Serba Guna, yang anggotanya terdiri dari anggota fatayat ( Muslimah Nahdliyin ) yang selalu andil dalam berbagai kegiatan sosial. hal seperti ini perlu dicontoh organisasi islam yang lain, yang terlalu membatasi andil wanita dalam kegiatan sosial. karena wanita mempunyai derajat yang sama dengan laki-laki.

Fatayat Serba Guna selalu andil dalam berbagai kegiatan sosial
Sikap dan kerakter Banser seperti yang telah diceritakan diatas tidaklah muncul secara tiba-tiba namun diwariskan melalui berbagai macam pendidikan dan latihan yang dilakukan oleh banser kepada anggotanya. Pelatih bela negara dalam pendidikan dan latihan menjadi anggota Banser pun tidaklah sembarangan, biasanya dilatih oleh anggota Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia dalam melakukan latihan bersama.

Dari hasil berbagai macam pendidikan dan latihan itulah Banser mengaplikasikan ilmunya untuk mengabdi kepada masyarakat, karena sesungguhnya Banser melakukan prinsip dari agama itu sendiri yaitu karena "Agama melarang adanya perpecahan, bukan perbedaan" karena perbedaan yang ada adalah kehendak Tuhan. Jadi jika Tuhan sangat welcome dengan adanya perbedaan, mengapa kita harus terpecah belah atas nama agama?( Persatuan Indonesia : Ayo tetap bersatu )

[ Ditulis oleh : Abdul Aziz ]
Referensi : 

[+] Independen.id : Mewaspadai Pesan Radikal Dalam Buku Sekolah
[+] Independen.id : Menolak Intoleransi, Merawat Indonesia: Tantangan bagi Media

No comments:

Powered by Blogger.