Insinyur Vs Jendral : 1 Tahun Jokowi Bangun 4 Kereta Api Bandara, 10 Tahun SBY Hanya 1, Baca!!

PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai penyelenggaraan kereta api bandara. Dengan kesepakatan ini, nantinya ada empat bandara yang akan tersambung fasilitas kereta api.


"Angkasa Pura I sebagai badan usaha pengelola bandar udara menggandeng KAI untuk membangun fasilitas kereta api di bandara-bandara yang kami kelola. Hal ini dilakukan untuk semakin mempermudah akses para pengguna jasa menuju bandara," ujar Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Utama PT Angkasa Pura I dalam siaran pers (20/12/15).

1 TAHUN JOKOWI BANGUN 4 KERETA API BANDARA

Diyakini ke depan, dapat memberikan pelayanan prima kepada para pelanggannya sekaligus membangun pelayanan publik yang dapat memenuhi keinginan masyarakat. 


"Diharapkan dengan kesepakatan ini maka masyarakat, terutama pengguna jasa bandara, akan semakin mudah dalam melakukan perpindahan antarmoda transportasi. Selain itu, dengan adanya kereta api bandara tentu akan membuka dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya," tambah Wimbo.

Keempat bandara tersebut adalah :


  1. Bandara Juanda Surabaya, 

  1. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, 

  1. Bandara Adi Sumarmo Solo, 

  1. Bandara Baru Yogyakarta di Kulonprogo.



Sebagai informasi, MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Angkasa Pura I, Sulistyo Wimbo Hardjito dan Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro.

Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan di dalam sebuah kereta khusus yang disebut Kereta Rail One Wijaya Kusuma dalam perjalanan dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Wojo Purworejo dan disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Pontas Tambunan.

10 TAHUN SBY HANYA BANGUN 1 KERETA API BANDARA

Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang melayani kota Medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992. Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.



Persiapan pembangunan diawali pada 1 Agustus 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga kecelakaan pesawat Mandala Airlines terjadi pada 5 September 2005. Kecelakaan ini menewaskan Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin dan juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.

Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan. Pada 1 Juli 2006, baru 1.650 hektaree lahan yang telah tidak bermasalah, sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan. Pada 1 November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.


Pada 1 November 2011, bandara ini telah 70% selesai dan direncanakan selesai 100% pada tahun akhir 2012 yang termasuk jalan raya nontol, jalur kereta api & jalan raya tol yang akan dibangun setelahnya.

Pada awal tahun 2013, perkembangannya telah mencapai 95%. Pada 10 Januari 2013, bandara ini melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis. Bandara ini dibuka pada 25 Juli 2013.

Pada 27 Maret 2014, bandara ini diresmikan operasionalnya oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian pembangunan beberapa bandara di Pulau Sumatera

No comments:

Powered by Blogger.